Lyra sangat menikmati kehidupannya di akademi Jordan, yang merupakan akademi termegah dan terkaya di Oxford. Memanjat ke atap akademi bersama Roger, meludahkan biji biji prmen ke kepala para cendekiawan yang melintas, ataupun menirukan suara burung hantu saat pelajaran tengah berlangsung, atau berkejaran menyusuri jalan jaan sempit sampai mencuri apel di pasar adalah beberapa kegiatan Lyra setiapharinya. Namun yang paling dinikmatinya adalah terlibat peperangan dengan anak anak akademi lain ataupun keluarga gipsi yang muncul saat musim semi dan musim gugur tiba. Tak pernah terlintas di pikiran Lyra untuk meninggalkan Jordan yang menurutnya tempat ternyaman. Namun pertemuannya dengan Mrs Coulter merubah segalanya. Wanita yang membuatnya Lyra terpesona dengan segala yang dimilikinya. Dan membuatnya menyetujui tawaran Master untuk meninggalkan Jordan untuk belajar dengan Mrs Coulter sebagai pendampingnya. Di sisi lain, Lyra merasa sangat berat. Berita tentang para pelahap dan hilangnya beberapa anak anak di oxford termasuk Roger, sahabatnya membuatnya gusar. Walau akhirnya semua hilang begitu Mrs Coulter menceritakan semua hal tentang London. Kehidupan baru di London membuat Lyra begitu takjub. Dari apartemen milik Mrs Coulter yang mewah, cerita mengenai orang orang di Institut Kutub Utara Kerajaan dan orang orang penting di Londan, belanja pakaian baru dan cantik yang bisa dikenakannya, dan belajr banyak hal mengenai dasar dasar Geografi dan matematika, sampai akhirnya mereka menyingung tentang Debu, hal yang dibicarakan Pamannya Asriel di pertemuan bersama semua cendikiawan di Jordan beberapa waktu lalu. Lyra sangat menyukai Mrs Coulter, walau ada sesuatu yang disembunyikannya dari wanita anggun ini, Alethiometer. Barang yang diberikan oleh master sebelum meninggalkan Jordan. Benda yang terlihat seperti jam ataupun kompas, dengan tiga puluh enam gambar yang dan jarum jarum yang bergerak gerak.Lyra tak menemukan cara yang tepat untuk menggunakannya, Namun sayangnya semua hal-hal menyenangkan yang dialaminya selama 6 bulan terakhir harus berakhir ketika suatu hari Mrs Coulter mengadakan pesta Cocktail. Lyra bertemu dengan beberapa orang yang menceritakannya tentang Debu, yang menjelaskan lebih jauh tentang Penelitian beberapa Ilmuan dan yang paling mengejutkan tentang keterlibatan Mrs Coulter dengan para pelahap yang menjadikan anak anak yang diculik sebagai persembahan dan yang tak kalah mengejutkan adalah tentang penyekapan paman Asriel oleh Panserborne, Beruang berbaju besi. Semua cerita itu Lyra dan Daemonnya, Pantalaimon merasakan tak nyaman. Satu satunya jalan keluar adalah kabur meninggalkan Mrs Coulter yang masih sibuk dengan pesta Cocktailnya.
Kehidupan luar ternyata tak jauh lebih baik dari pada semua cerita yang didengarnya di pesta cocktail. Dua pria asing berusaha menangkap Lyra dan Pantailamon. Namun nasib berkehendak lain, mereka ditolong oleh kawanan Gipsi. Adalah Tony Costa dan Ma Costa yang ternyata telah mengetahui semuanya bahkan lebih dari yang Lyra tahu. Namun semua baru terungkap ketika Lyra bertemu John Faa, pemimpin gipsi wilayah barat. Dari mulutnyalah, Lyra tahu bagaimana masa lalunya, siapa paman Asriel dan Mrs Coulter sebenarnya bahkan cerita tentang ma costa. Dari Jon Faa jugalah Lyra tahu tentang rencana perjalanan ke utara orang-orang gipsi untuk menyelamatkan anak-anak yang diculik oleh para pelahap. Berangkat dari semua fakta yang diketahuinya , Lyra dan Pantalaimon bertekad untuk ikut ke alam utara yang dahsyat, muram tapi menakjubkan, tempat beruang beruang berbaju besi yang berkuasa dan penyihir penyihir yang berterbangan di langit yang membekum dan tentu saja sekelompok ilmuan yang melakukan ekperimen yang mengerikan. Perjalanan yang penuh rintangan dan hampir membuat nyawanya melayang beberapa kali tak menyurutkan tekadnya untuk menemukan Roger mapun Paman Asriel. Pertemuannya dengan Iorek Byrnison sang beruang , Lee Scoresby si Aeronaut dan Serafina Pekkala sang penyihir membuat Lyra semakin memahami apa sebenarnya Debu dan semua fakta dibaliknya.
The Golden Compass memiliki cerita fantasi yang menarik. Walau akhir cerita membuat kita harus melanjutkan lagi ke buku kedua dan ketiga. Penuturan yang lugas dan terjemahannya yang tidak membuat pusing untuk memahami setiap kalimat yang tertulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar